Sabtu, 14 Januari 2012

PENDERITAAN MEMBUAT HATI SEMAKIN PEKA


PENDERITAAN MEMBUAT HATI SEMAKIN PEKA

Siapa orangnya yang mau miskin? Siapa orangnya yang tidak mau kaya? Kedua pertanyaan ini bisa direnungkan dalam hidup ini. Banyak orang bekerja mati-matian, tapi hasilnya tidak cukup untuk makan seharian. Tapi ada orang yang kerjanya ogah-ogahan (santai, main, rekreasi) hidupnya diberikan kelapangan. Begitulah hidup. Tidak perlu kita takuti, tidak perlu kita heran, apalagi menyalahkan orang lain.
Saya sering becanda ketika mendengar kata-kata ini “Kalau kita pakai otak, tidak mungkin kita gak bisa makan”. Saya jawab, ya beginilah hidup, kalau semua orang bisa menggunakan otaknya ya berakhirlah kehidupan dunia ini. Paling tidak bahasa Indonesia sudah kehilangan dua kata yaitu: “Kelaparan” dan “Kekenyangan”. Coba bayangkan kalau semua orang mampu menggunakan akalnya dengan tepat, sudah tentu tidak akan kelaparan. Dan apabila tidak kelaparan ya minimal berkecukupan. Sehingga tidak akan berlaku lagi prinsip bahwa di dunia ini berpasang-pasangan.
Pesan dari paragraf kedua di atas: manusia itu harus saling membantu, karena orang yang cerdas di sekolah belum tentu cerdas juga dalam mencari uang, dan sebaliknya orang yang pandai mencari uang belum tentu bisa pandai dalam mencari ilmu sesuai sudut pandang keilmuan. Bayangkan seorang pengusaha tahu disuruh mengerjakan Matematika Kalkulus atau sebaliknya, tentu jauh kemungkinan bisa menyelesaikannya dengan baik. Jadi, yang bisa memberi makan dengan sepiring nasi ya berikanlah, yang sudah kenyang dengan satu gelas susu ya jangan coba-coba nambah satu gelas lagi, karena orang lain banyak yang masih membutuhkannya. Ini terinspirasi ketika orang memiliki uang satu juta rupiah, orang itu cukup hidupnya walaupun dengan berhemat. Tapi ketika penghasilannya menjadi dua juta rupiah, kenapa pengeluaran pribadi orang itu harus bertambah juga sehingga melupakan tetangga yang kekurangan! Ini yang perlu kita renungkan bersama-sama! Kalau cukup dengan uang 100.000, kenapa harus 150.000????? Bagi yang masih merasa menderita, mari kita ingat bahwa orang lain masih banyak yang lebih menderita. Bagi yang sudah tidak menderita, betapa piciknya kita ini kalau tidak menoleh saudara-saudara kita yang penuh penderitaan. Penderitaan bukan untuk disesali, tapi untuk dijadikan pelajaran agar ketika kita sudah tidak menderita, kita tetap sayang dan sangat peka terhadap penderitaan orang lain.
PENDERITAAN MEMBUAT HATI SEMAKIN PEKA. Maukah anda menderita? Jangan mau, karena penderitaan juga bisa membuat hati buta. (Komarudin Tasdik)

Tidak ada komentar: