Di sepanjang sejarah prosedur-prosedur wide range telah ditemukan untuk merekam suara orang. Contohnya Yunani Kuno, devoting dengan aklamasi atau clash of spears on shields. Pengertian lain dari voting selama bertahun-tahun telah mencakup casting pebbles in urns, division of crowds into groups, atau balloting with shells, disks atau paper tertulis. Baru-baru ini, beberapa negara telah mengembangkan lever-operated machines, computer-readable punched cards, voting dalam kamar tertutup di pusat polling, dan meletakkan voting papers kotak terkunci atau tamper untuk menjamin keamanan—tidak selalu sukses, bagaimanapun. Untuk mencegah penggandaan suara, para pemilih di beberapa negara telah memiliki namanya crossed off electoral rolls ketika mereka memilih, sedangkan negara lainnya diminta untuk memiliki tanda jari dengan tinta susah hilang—sebuah teknik yang tidak pernah diadopsi di Australia. Akhirnya, untuk meningkatkan akuntabilitas, scrutineers di banyak negara mengobservasi semua aspek proses voting.
Masing-masing prosedur memiliki risiko penipuan, penyalahgunaan dan kesalahan. Di Australia, alegasi telah dibuat oleh beberapa kelompok bahwa berbagai prosedur pemilihan telah disalah-gunakan di masa lalu (McGrath 2001). Sebagian masalah alegasi mencakup penggandaan suara, voting dengan nama orang yang sudah meninggal atau tidak ada, penyalahgunaan postal voting system, dan tampering dengan ballot papers (kartu suara)—juga dengan mengubah tanda pada kartu suara, penggantian fraudulent papers untuk melegitimasinya, merusakan surat suara (paper), atau menambah surat suara ke kotak suara (lihat, contoh, penyalahgunaan yang terjadi di Richmond, Victoria, in 1978 [Grabosky 1989] dan di New South Wales in 1987 [Patton 1988]). Pada beberapa kesempatan, itu termasuk ke dalam penyalah-gunaan seperti ini telah dituntut dan dipenjarakan sebagai pelanggaran beberapa aturan kriminal di Australia’s Electoral Acts (lihat Finn 1977).
Lebih baru lagi, tanggapan tiga orang tersebut terhadap kecurangan yang berhubungan dengan registrasi anggota Australians Labor Party selama pra pemilu di Queensland diarahkan ke penyelidikan oleh:
· Queensland Criminal Justice Commission (2001) – sekarang Queensland Crime and Misconduct Commission – oleh Honourable Tom Shepherdson QC;
· Queensland Legislative Assembly’s Legal, Constitutional and Administrative Review Committee (2000); dan
· Commonwealth Parliament’s Joint Standing Committee on Electoral Matters (2001).
Fokus penyelidikan ini adalah pada ketidaktelitian dan kesalahan birokrasi proses pemilu, yang sering menjadi jantung kecurangan. Kesimpulan dari berbagai investigasi bahwa kasus-kasus kecurangan pendaftaran di Queensland tidak dapat mempengaruhi hasil pemilihan parlemen, state atau federal. Walaupun manajemen pemilu oleh Australian Electoral Commission (AEC) tidak ditemukan kesalahannya, dan penyebar-luasan serta pengorganisasi kecurangan pemilu agar mempengaruhi hasil pemilu federal (pemerintah) tidak ditemukan, berbagai perbaikan administratif dan amandemen hukum pemilu telah direkomendasikan (AEC 2001a).
AEC telah membuktikan bahwa penyalahan-gunaan yang teralegasi dari sistem voting yang ada di Australia belum ditetapkan dan bahwa level risiko penyalahgunaan tidak dapat mempengaruhi outcome sebuah pemilu dalam peristiwa apapun (Hughes 1998; AEC 2001b). Apakah ada atau tidak ada penyalah-gunaan, tetap ada ruang untuk perbaikan sejumlah aspek prosedur voting—terutama yang berhubungan dengan pendaftaran pemilih dan identifikasi pemilih pada saat memberikan suaranya.
Istilah:
Voting: pemberian suara
Diterjemahkan dari:
Russell G. Smith. 2002. Electronic Voting: Benefits and Risks. Trends & Issues in crime and criminal justice, Australian Institute of Criminology, No. 224, ISBN 0 642 24261 5.
Lanjutannya ketik di kotak Search: Prosedur Voting Pemilu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar