Minggu, 04 Maret 2012

Electronic Voting: Manfaat dan Risiko

Electronic Voting:  Manfaat dan Risiko
Russell G. Smith

Bidang baru penipuan telah menjadi perhatian serius penelitian Australian Institute of Criminology. Sementara itu banyak penelitian kami fokus pada isu-isu sulit terkait penipuan finansial, penipuan pemilu bisa juga menjadi serius bagi pemerintah dan masyarakat.
Investigasi baru-baru ini terhadap masalah-masalah pemilu, seperti penyelidikan terhadap Criminal Justice Commission in Queensland, telah memunculkan isu-isus peradilan kriminal dengan pemungutan suara. Integritas sistem pemilu merupakan benteng dasar melawan korupsi dan kemampuan kelompok untuk melawan penyelewengan institusi demokratis terkait tujuan-tujuannya yang salah. Teknologi-teknologi dapat membantu dan mengurangi keinginan untuk melakukan penipuan pemilu.
Telah banyak dilakukan percobaan prosedur voting elektronik baik dalam sektor pribadi maupun publik dalam upaya mereduksi biaya, meningkatkan partisipasi pemilih (voter) dan meningkat efisiensi pemilihan. Di Australian Capital Territory, pemilihan Legislative Assembly diselenggarakan pada tanggal 20 Oktober 2001, yang mengizinkan para pemilih memberikan suaranya menggunakan komputer yang berada di tempat polling untuk meningkatkan efisiensi proses pemilihan. Tapi akankah electronic voting mengalami masalah keamanan dan manipulasi yang seperti terjadi dalam konteks transaksi bisnis? Paper ini menguji efektivitas electronic voting terhadap syarat penting proses pemilu untuk memberikan kepuasan dari pemilu yang bebas dan adil dalam masyarakat modern.
Dalam sektor publik dan pribadi terdapat kebutuhan untuk merekam pandangan masyarakat ketika membuat keputusan. Contoh-contoh meliputi pemilihan office bearers of a club, casting votes pada pertemuan korporasi atau parlemen, dan memilih individu-individu untuk menjadi anggota parlemen, atau kepala pemerintahan.
Syarat penting untuk aktivitas yang bebas dan adil adalah:
·         Kebutuhan merekam informasi dan memiliki hasil secara cepat (timeliness)
·         Harus memiliki sistem yang dapat  diakses oleh semua dan mudah digunakan (accessibility);
·         Harus menjamin kerahasiaan (secrecy)—kecuali ketika pemilu terbuka diumumkan.
·         Kebutuhan terhadap voting dilakukan dengan serius, setelah dipertimbangan (deliberation);
·         Kemampuan untuk menjamin tiap suara individu direkam dan dihitung secara akurat (accuracy);
·         Kemampuan untuk menghindari manipulasi, dan campur tangan setelah informasi direkam (security);
·         Harus menjamin bahwa individu tidak dapat ditiru (authentication); dan
·         Harus memverifikasi apa yang dilakukan melalui penggunaan jalur informasi yang dapat dilacak (verifiability).
Meraih tujuan-tujuan ini memunculkan isu-isu praktis yang sulit di mana suara sejumlah orang direkam—walaupun             prinsip-prinsipnya sama apakah merekam suara dari komisi lima atau semua populasi India.           
Paper ini menguji manfaat teknologi digital yang dimiliki untuk mencapai tujuan-tujuan ini, dan mempertimbangkan apakah teknologi itu bisa memberikan yang lebih baik daripada prosedur yang ada untuk mencapai tujuan di atas. Ia juga mempertimbangkan bagaimana kejahatan dan korupsi dalam proses pemilu dapat diminimalisir melalui penggunaan prosedur voting komputer. Agar fokus pada pembahasan ini, paper ini hanya akan menguji prosedur-prosedur voting parlemen di Australia, daripada voting dalam organisasi-organisasi sektor pribadi dan parlemen.
Istilah:
Voting: pemberian suara

Diterjemahkan dari:
Russell G. Smith. 2002. Electronic Voting: Benefits and Risks. Trends & Issues in crime and criminal justice, Australian Institute of Criminology, No. 224, ISBN 0 642 24261 5.

Lanjutannya ketik di kotak Search: Prosedur Voting dan Masalahnya

Tidak ada komentar: