Motivasi Belajar Mahasiswa itu Mahal

Motivasi Belajar Mahasiswa itu Mahal

Motivasi itu mahal. Kemauan belajar, terutama menulis bagi mahasiswa adalah barang mahal yang susah dicari. Maka berhati-hatilah dalam memeliharanya, jangan sampai motivasi itu hilang lagi yang menyebabkan pemiliknya tidak mampu lagi menulis apa-apa.

Semangat mahasiswa untuk menulis, misalnya menyusun skripsi banyak terjadi ‘dimangsa’ oleh pembimbingnya sendiri. Ketika mahasiswa ingin menulis, maka kata-kata yang bersifat meremehkan, memojokkan, menyalahkan, jauh dari unsur motivasi seringkali keluar dari pembimbingnya. Inilah fakta, bahwa dosen pembimbing belum mengamalkan ilmu kependidikan dan ketulusan hati seperti layaknya pendidik sejati. Wujud pendidik sejati dapat dilihat ketika Orangtua selalu berusaha membuat anaknya sukses, apapun kualitas anaknya, cerdas/bodoh anak selalu diberikan solusi alternatifnya.

Ketika dosen pembimbing membiarkan mahasiswanya berlama-lama dalam penyusunan skripsi dengan alasan mendewasankan diri mahasiswa, itu boleh jadi hanya akal-akalan kemalasan pembimbing belaka. Karena proses pendewasaan tersebut seharusnya selalu berada dalam pantauan pembimbing. Jadi, ketika mahasiswa belum bisa berhasil apa-apa selama waktu yang telah diperkirakan harus sudah selesai, maka pembimbing harus berinisiatif memberikan stimulus berupa penggalan-penggalan topik atau kalimat yang dapat dijadikan jalan kecil menuju penyelesaian skripsi seutuhnya.

Jadi, seandainya mahasiswa dijadwalkan menyusun skripsi harus selesai selama enam bulan, selain mahasiswa harus memiliki jadwal penelitian, pembimbing juga harus memiliki JADWAL PREDIKSI PENELITIAN mahasiswanya. Dalam satu bulan, mahasiswa belum berbuat berdasarkan jadwal prediksi tersebut, maka pembimbing harus siap memberikan solusi alternatifnya. Kalau ini sudah mulai disadari oleh dosen, maka pembuatan jurnal ilmiah mahasiswa pun tidak akan terlalu jadi kendala.

Mari selamatkan mahasiswa kita!