Kamis, 05 Januari 2012

BERPIKIR BANYAK UNTUK CISEWU


BERPIKIR BANYAK UNTUK CISEWU
Walaupun Diri Sendiri Juga Masih Susah

Banyak orang enggan melakukan sesuatu karena tidak langsung menerima balasannya. Para sarjana enggan memberikan tulisannya, apabila tulisannya tidak dibayar dengan salah satu alasan tambahan “Saya juga susah nyari bahan, buat hidup juga pas-pasan.” Para guru/dosen enggan memberikan tulisannya, apabila tulisannya tidak dibayar dengan salah satu alasan tambahan “Dulu saya kuliah tidak cukup dengan uang sedikit ditambah lagi harus begadang dan puasa karena kurang bekal, makanya ilmu itu mahal lho.”
Dari dua contoh alasan di atas, saya berusaha mendapatkan pelajarannya. Apabila prinsip seperti itu dipegang, maka dengan kondisi tanah kelahiran kita seperti sekarang ini, saya jadi pesimis warisan keilmuan dapat diwujudkan. Yang ada orang beralasan seperti di atas meninggal, maka generasi penerusnya harus bersusah-payah lagi dari nol.
Seorang dosen lulusan post doctoral sering memotivasi mahasiswanya: “Kita membuat hal yang baru dari nol itu bagus, tapi kalau belum mampu YANG TERPENTING kita membuat nilai tambahnya.” Dengan nilai tambah ini, Jepang sudah membuktikannya. Dalam bidang teknologi, Amerika dan Eropa cenderung mengejar kualitas berapapun harganya, tapi negeri matahari terbit ini cenderung bagaimana agar teknologi buatan Amerika dan Eropa dapat diberi nilai tambah (dimodifikasi) agar tidak terjadi penjiplakan, tapi dengan harga tidak terlalu mahal sehingga laku di pasaran. Lama-kelamaan, malah Jepang yang merajai pasar teknologi, seperti adanya perusahaan Honda yang sudah lama mangkal di hati bangsa Indonesia.
Demikian juga bagi kita, berbuat besar buat Cisewu belum mampu, berbuatlah sedikit-sedikit. Orang lain mengeluarkan berjuta-juta rupiah membangun Cisewu, kita mengeluarkan BERJUTA-JUTA KALIMAT tentang Cisewu. Ini akan menjadi motivasi besar bagi generasi Cisewu yang akan datang. InsyaAllah.
Berpikir banyak untuk Cisewu saat ini, walaupun kita sering kekurangan bekal karena masih masa pendidikan, masa belajar bisnis, masa belajar bertani, dan lain-lain. Hal ini cukup layak dijadikan motivasi, karena menunggu saat yang tepat juga, toh kita belum tentu juga kaya. He…he…
Aaaaah…. aku malas berpikir tentang Cisewu, terlalu besar, terlalu gede, terlalu rumit! Buat sendiri dulu aaah. Prinsip ini juga tidak terlalu tepat. Karena para motivator bilang: “Berpikirlah untuk orang banyak, karena kita juga mungkin akan menikmati sebagian darinya.” Tapi kalau hanya berpikir untuk diri kita, apabila tidak tercapai tidak ada seorang pun yang menikmatinya. (Komarudin Tasdik)

Tidak ada komentar: