Tidur Di Bulan
Ramadhan
Beberapa orang memiliki pandangan bahwa orang yang tidur pada saat puasa
bulan Ramadhan, selain malas, juga
dianggap salah menafsirkan bahwa “tidur pada saat puasa ramadhan itu ibadah.”
Bahkan ada yang beranggapan mereka yang tidur siang tersebut sudah salah
menggunakan dalil, karena dalil tidur puasa ramadhan tersebut dhaif.
Saya jadi berpikir dan mengingat-ingat ketika saya tertidur di saat
puasa. Hasilnya ternyata saya tidur bukan karena mengamalkan hadits di atas,
tapi karena tubuh terasa lapar, haus, lemah dan ngantuk. Sama sekali belum
memikirkan tentang hubungannya antara tidur dan hadits. Mungkin saja, ada
beberapa orang yang tidur karena mengamalkan hadits tersebut, tapi tidak
menutup kemungkinan juga bahwa mereka yang tidur saat puasa memang karena letih
bukan karena mengamalkan hadits dhaif, bahkan mungkin juga tidak mengetahui
hadits tersebut.
Kedua hal di atas perlu dicermati. Jangan sampai orang tidak tahu
apa-apa tentang hadits sudah dianggap menyalahgunakan hadits, karena
penyalahgunaan hadits berarti sudah tersandung masalah ajaran Islam. Singkat
kata, yang diperlukan bagi mereka yang tidur saat puasa bukan hanya
pengelompokkan sebagai pemalas atau “praktisi hadits dhaif”, tapi harus
diadakan komunikasi lebih baik. Banyak orang yang pekerjaannya sangat menguras
energi, yang tentunya akan merasa kelelahan di saat puasa. Beda lagi dengan
seorang ustadz yang kebanyakan kerjaannya memang berdzikir di mesjid, tadarus,
shalat, dan ibadah-ibadah mahdhah lainnya. Ini menjadi tugas para ustadz juga
untuk memberikan solusinya kepada para buruh kasar yang seringkali kelelahan di
saat puasa Ramadhan.
Artikel lainnya KLIK DI SINI
Babakan
Cikalama, 4 Agustus 2012
Komarudin
Tasdik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar