Selasa, 31 Januari 2012

Saatnya Guru Mencerdaskan Siswa “Bodoh”

Saatnya Guru Mencerdaskan Siswa “Bodoh”

Sudah menjadi rahasia umum bahwa guru dapat mengenal siswanya dengan cepat melalui beberapa karakteristik siswa yang khas, di antaranya seperti sangat cerdas, sangat bodoh, sangat rajin, sangat malas, sangat baik, sangat nakal. Guru akan sangat senang mengajari siswanya yang cerdas, rajin, dan baik. Sebaliknya, guru sangat enggan mengajari siswanya yang bodoh, malas, dan nakal.
Beberapa program dibangun untuk mendukung keberhasilan siswa-siswa cerdas, tapi kurang diperhatikan program yang diperuntukkan bagi siswa bodoh, misalnya adanya kelas unggulan.
Apabila mengingat kebutuhan seorang manusia, maka siswa cerdas dan siswa bodoh memiliki banyak kemiripan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti kebutuhan untuk makan, kebutuhan untuk bekerja, dan lain-lain. Maka, guru yang arif akan mempersiapkan siswa sesuai kemampuannya masing-masing tanpa pandang bulu. Ketika siswa berprestasi diberikan program penopang keberhasilan belajarnya melalui jam pelajaran di luar kurikulum, maka harus diberikan juga jam belajar untuk siswa bodoh di luar kurikulum, tentunya dengan strategi yang berbeda dan lebih zitu.
Kalau sementara ini, cara mudah menjawab soal diberikan kepada siswa cerdas, maka untuk siswa bodoh harus diberikan cara yang super mudah. Sehingga diharapkan siswa bodoh dapat menjawab soal itu sesuai standar minimal. Apabila siswa cerdas belajar selama 1 jam, maka siswa bodoh sepantasnya belajar 2 jam.
Siswa cerdas dan siswa bodoh adalah anak kita sebagai seorang guru. Maka apapun adanya, mereka harus didukung untuk menata hidup yang lebih baik di masa depannya. Apabila siswa cerdas bisa kuliah, maka siswa bodoh minimal diberikan keterampilan untuk bekerja. Sikap guru ini selain menunjukkan sikap yang arif, juga harus diingat bahwa seorang manusia kemungkinan besar memiliki keahlian dan kemampuan yang luar biasa yang tidak dimiliki oleh orang lain.
Mari cintai siswa yang cerdas! Mari lebih kita cintai siswa yang bodoh! Kita dekat dengan siswa rajin. Kita harus lebih dekat dengan siswa malas. Mereka semua memiliki kesempatan hidup yang harus kita bina tanpa terkecuali. *** Komarudin Tasdik

Tidak ada komentar: